Sunday, June 15, 2014

Penantian


"Sejatinya yang kupertahankan mati-matian hingga kini ialah kamu. Iya, kamu yang sedari dulu meninggalkan jejak dihatiku." --- indikann

Ketika orang bilang masa lalu biarkan saja berlalu, namamu semakin sering kurapal dalam setiap sujudku. Seperti proses pertumbuhan, semakin sering kugantungkan namamu pada kotak impian, semakin perasaan yang pernah kita rasakan tumbuh begitu pesat membabat penat.

Kutolak mentah-mentah perkataan apapun yang bersinggungan dengan sabar. Barangkali Tuhan sedang mengujiku. Ingin tahu seberapa besar keinginanku untuk tetap bertahan. Meski sendirian. Ya, bertahan sendirian demi keajaiban.

http://31.media.tumblr.com/0d254e75490763636e60f1c1197bc5e7/tumblr_mnuonkSb8H1qfpmn1o1_1280.jpg
Photo by http://31.media.tumblr.com

Masa bodoh orang mau mengataiku tak punya indra pendengar normal. Aku terlalu keras kepala pada do'a. Bukankah itu tak salah? Aku juga tak berbalik mengatai mereka lebih buruk dariku. Lalu apa yang membuat orang semakin mengataiku? Kebulatan tekadku memepertahankan perasaan, begitu?

Mereka hanya tak tahu waktu dulu kuminta dihapuskan perasaan, malamku dipenuhi bunga tidur yang membuatku semakin percaya pada kekuatan do'a.


-indikann-
15 Juni 2014
10:40 

Tuesday, June 10, 2014

Jalan Tuhan


10:58

Menunggu memang menguras kesabaran.

11:11

Lelaki itu memasuki gedung bioskop.

11 : 20

Antrian di bioskop membuatku menunggu (lagi).

11:17

Theater dibuka. Sosok yang sedari tadi duduk segera melangkahkan kaki.

11:30

Film dipertontonkan.

11:35

Tiket berada dalam genggamanku. Namun, dengan jam tayang empat belas lebih tiga puluh menit.

11 : 49

Saya menuju lantai paling atas.

***

"Tuhan punya alasan, kenapa belum mempertemukanmu dengan orang yang kamu inginkan." -- indikan

                   
Pertengahan April,
Saat libur ujian sekolah.

Monday, June 9, 2014

Kamu dan Saya


Kamu, yang setiap istirahat sekolah tak dapat ditemui di kantin. Memilih mendekatkan diri pada Tuhan dengan dua rakaat menghadap kiblat. 

Saya, yang masih jauh dari kata sempurna. Melanggar tata krama, bersujud sekenannya, semaunya, berbicara seenaknya tanpa mempedulikan norma. Belum ditambah tanggung jawab yang terbilang jauh di bawah standar. 

Apa pantas saya mencintai kamu?


9 Juni 2014 ~ 23:40
-indikann-