Aku yang salah, aku terlalu percaya
pada semua perkataanmu. Aku yang kalah,
aku terlalu lelah bila harus menyusunnya dari awal lagi. Aku yang susah, aku
terlalu sibuk merenda mimpi-mimpi kita bersama. Aku yang lemah, aku tak bisa
mempertahankanmu. Aku yang menyerah, aku tak bisa lagi melukiskan indahnya
jingga pelangi. Aku yang pecah, aku sudah hancur. Lebur.
Mas, perempuanmu sudah kau buat berantakan tak karuan.
Bintang masa lalumu tak betah berlama-lama berada dalam ruangan penuh
karbondioksida.Pengap. Mematikan.
Perempuanmu ini bagaikan anak kecil idiot yang selalu
berkata iya pada semua permintaanmu. Dan kamu, kamu sebagai penyembuh luka masa
laluku mengingkari kalimatmu sendiri. Mungkin kamu sudah tak pantas aku panggil
dengan sebutan ‘Mas’. Memang iya, dari awal tak pernah ada bukti yang
menunjukkan keserasian itu, kecuali hormatku pada lelaki yang mereka sebut
junior.
Sampai di sini aku sudah sekarat. Jangan semakin bebani aku
dengan permintaan maaf yang terucap berkali-kali. Semua itu membuatku jatuh
pada luka yang sama. Jangan lagi mengucap jika hanya kau telan sendiri. Jangan pernah kaubuatku tak percaya lagi pada suatu bernama janji.
7 September 2014
22:14
-indikann-
No comments:
Post a Comment