Sunday, December 23, 2012

Dengarkan Aku ...

Kita sama-sama menularkan rasa.  Kita saling bercengkarama dalam kehangatan romansa cinta. Tapi apa kau sadar jika kita sudah saling meluka. Kita bersama dalam kesunyian yang hampa. Hampa karena hati kita diselimuti  perasaan murka.

Kisah lama dengan tangisan bertubi-tubi.

Sang bagaskara yang elok menyinari kisah kita telah berubah menjadi amukan angin yang sedang murka. Air mata menjadi muara pelampiasannya. Perasaan murka telah memasuki dua insan manusia yang sedang dimabuk cinta. Apa kau sadar bahwa kita telah melakukan sandiwara. Sandiwara yang melesat seperti panah asmara dengan api neraka.

Ternyata cinta bisa menjadi garang. Menyerang dalam ketulusan. Ketulusan yang selama ini aku perjuangkan karena kebersamaan, apa kau mengerti?.

Sayang, mengapa harus ada kemurkaan di dalam kedamaian? apa ini yang disebut pertengkaran? kenapa Tuhan, kenapa?. Apa aku harus pergi berkelana dengan membawa api kemurkaan?.

Aku punya penjelasan.

Bukankah kamu telah dikaruniai dua telinga oleh Tuhan. Tapi mengapa kamu tak sudi dengan penjelasaan. Berikan aku waktu untuk menjelaskan karena aku bukan manusia sempurna tanpa kesalahan.

Sayang, aku mohon dengarkan lantunan suara yang tak mampu menahan perasaan. Jangan dengarkan dia, sang api kemurkaan. Jangan biarkan aku membisu dalam  perpisahan. Dengarkan aku, wahai pujaan.




@numandya - Jelaskan dan dengarkan ketika dalam sebuah hubungan terjadi keretakan.

No comments:

Post a Comment