Tuesday, January 8, 2013

Gema yang Membakar

Jam Pelajaran Kosong, 7 Januari 2013


Beradu dengan kesunyian dalam keramaian.

Telingaku penuh dengan gema caci maki. Tak ada yang mengerti seberapa panas telinga ini. Aku ingin semuanya diakhiri. 

Apa aku harus selalu menepi. Apa mereka memang tak punya hati.

Mungkin diri ini memang ditakdirkan untuk mengarungi beribu derita sebelum terpilihkan berjuta bahagia.

Siapa pun itu tolong dengarkan rintitahan hati ini

Hai, kalian. Bukan kah kalian telah diberi dua telinga oleh Tuhan. Lalu, mengapa kalian harus di dengar tapi tak mau mendengar.


Dengarkan rintihan suara
yang menahan perihnya
sisa caci maki dalam hidupnya.


@numandya - Tertulis saat jam pelajaran kosong. Kosong seperti mereka yang tak mau mendengar. Mendengar rintihan hati yang menahan beribu caci maki sebelum ia menemukan berjuta bahagia.

4 comments:

  1. Replies
    1. ini semua bukan berarti tentangku. Bisa saja tentang hidupmu *benerin kerah* B|

      Delete
  2. apik, ndut. galau? wkwk.

    ReplyDelete