Bila cinta perkara apa,
“Apa itu cinta?”
Makanan khas daerah mana yang bisa membuat logika manusia
dikalahkan perasaanya sendiri?
Zat kimia buatan ilmuan asal mana yang bisa membuat makhluk
Tuhan yang merasakannya terlihat seperti mempunyai dunia baru?
Bila cinta soal
siapa, hm,
“Siapa yang membuatmu menjadi senyum-senyum sendiri?”
“Dia.”
Yakin dia, bukan ‘Dia’?
Kadang yang tiap waktu kita harap kedatangannya, tergantikan
oleh mereka yang berusaha keras memperjuangkan hatinya; kita.
Bila cinta soal
kapan, yang menjadi kalimat utama untuk kupertanyakan ialah,
“Kapan rasa itu
mendiami hatimu?”
Apa kau bisa menjawabnya dengan detik, menit, jam, hari,
bulan dan tahun yang tepat? Cinta datang tanpa memberi kabar. Ia datang
semaunya dan dia akan pergi seenaknya bila tidak dijaga.
Apa kau bisa memesan cinta untuk dijadikan pelarian? Tidak.
Perasaan bukan barang yang bisa dipesan dengan deadline yang telah ditentukan. Cinta perkara hati yang tak bisa
didustai. Ia mengalir mengikuti arusnya.
Photo by favim.com |
Bila cinta soal
dimana, satu kalimat tanya dariku,
“Dimana kamu merasakannya?”
Bisakah kau menjawabnya sungguh-sungguh? Ketika degupan
jantungmu mulai tak beraturan saat melihatnya di kantin sekolah, bisa jadi kamu
mengira bahwa itu ialah cinta. Padahal sehari sebelumnya kamu main mata di
taman kota dengan lelaki yang sama. Dan sebulan sebelumnya kalian berjalan
bersama.
Bila cinta ialah
mengapa,
“Mengapa kamu bisa merasakannya?”
Kamu punya alasan apa untuk menjawab kalimat sederhana seperti
itu?
“Karena dia tampan/cantik, tanahnya dimana-mana,
kecerdasannya tiada tara dan bla bla bla”
Bukankah harta bisa lenyap bila kita tidak mensyukuri nikmat
yang ada.
Bukankah cantik atau tampannya seorang manusia adalah sebuah
riasan yang kapan saja bisa diambil Oleh penciptaNya.
Bukankah pemikiran-pemikiran hebat yang kita miliki
merupakan titipan Tuhan? Tidak salah bila Tuhan mengambilnya kembali.
Bila cinta perkara
bagaimana,
“Bagimana perasaanmu kala itu?”
Bisakah kau jelaskan mana yang menurutmu cinta pertama? Lalu
kau bercerita melebihi kenyataan yang ada. Mereka-reka bayangan putih di balik
tudung hitam. Itu yang namanya kasmaran?
Love is like
the wind, you can't see it but you can feel it.
22 Agustus 2014 00:00
-indikann-
Sukur
ReplyDelete