Jumat kemarin kebetulan saya
pergi ke Centro, ada hal menarik yang membuat saya senyum-senyum sendiri juga
membuat saya mengevaluasi perilaku saya selama ini. Mungkin terlihat sepele,
tapi bagi saya ini adalah cambuk untuk terus berprogres dalam hidup. Sebab hal
kecil di sekeliling kita bisa jadi pelajaran berharga untuk bekal memanusiakan
manusia.
****
Seorang Ibu mengenakan daster lusuh,
jaket biru yang warnanya mulai pudar, dan sandal jepit dengan wajah amat sangat
berbahagia menggendong seorang bayi sambil melihat deretan tas di bagian rak display piere cardin,
“Mas, iki apik,” (Mas, ini bagus) kata Ibu tersebut kepada sesosok
lelaki yang mengenakan jaket hitam dan celana hitam selutut
“Hooh, Bu. Iki sing mau kae ning ngarepan to,” (Iya, Bu. Ini yang
tadi ada di bagian depan kan) jawab sang
lelaki tersebut sama riangnya dengan si Ibu
“Mbak, iki ono cangklongane ora
yo?” Tanya si Ibu pada salah satu pramuniaga yang sedang bertugas
“Ada, Ibu. Selempangnya ada di
dalam tas, ” jawab Mbak Pramuniaga dengan senyum dan penuh kesopanan
Kemudian si Ibu tadi
membolak-balik bagian tas tersebut sembari mencari label harga, lalu Ibu tadi
tersenyum pada mbak pramuniaga dan kembali menaruh tas tersebut ke tempat
asalnya. Setelah itu si Ibu tadi berjalan ke sisi lain etalase tas sambil
mencari tas yang sesuai dengan keinginannya.
Lagi, Ibu tadi mendatangi rak display yang berisi koleksi tas sakroots dan mencari barang yang Ia idam-idamkan.
Senyum yang sedari tadi terpancar di wajahnya tak sekalipun absen menghiasi
mimiknya. Tenang sekali rasanya.
***
Ada dua poin yang saya suka dan
membuat saya kepikiran terus (So, I
decide to write it), dua hal yang saya jadikan sebagai pelajaran dalam
hidup untuk selalu berbuat baik kepada sesama, dua hal yang mengingatkan saya
untuk selalu menjadi alasan seseorang tersenyum, dua hal yang mengajari saya
cara menghargai, dua hal yang akan mendiami sisi penting dalam kisah hidup
saya.
Pertama ketika si Mbak Pramuniaga
melayani pembeli tanpa melihat tampilan luarnya. Mbak Pramuniaga itu menjawab
pertanyaan si Ibu dengan sopan tanpa nggedumel
sesudahnya. Kok saya bisa tahu? Karena saya berada di rak display yang
bersebelahan dengan rak display tas yang didatangi si Ibu tadi sampai Ibu tersebut
beralih ke etalase lain. Kebetulan juga saya dilayani sama Mbak Pramuniaga itu
yang mau menjawab berbagai pertanyaan saya, sampai dikasih tau merek pembersih
tas kulit sintesis yang bagus dan bagaimana cara membersihkannya. Terima kasih, Mbak! J
Kedua, saya mengagumi si Bapak
yang tidak marah saat menemani si Ibu berkeliling mencari tas yang Ia cari.
Menurut saya itu lumayan lama karena saat saya sudah berkeliling sampai kaki
saya pegel, saya masih menjumpai kedua pasangan tersebut pada rak display tas di
Centro. Bahkan Si Bapak terus-menerus menorehkan senyuman kepada si Ibu sambil
sesekali mengelus kepala anak yang ada dalam gendongan si Ibu. Bapak itu
mengajari saya cara untuk membagi kebahagiaan pada orang lain.
Kalau kalian ingin tahu, ketika saya tertarik dengan
sesuatu, saya bisa memperhatikan hal tersebut sampai detail atau mungkin
curi-curi pandang untuk mencari tahu, hehe.
28 April 2018
23:31
-indikann-
No comments:
Post a Comment