Wednesday, May 23, 2018

Pilihanku


Aku punya cerita yang tak sesuai untuk dikata tentang suatu semesta sederhana bernama kita yang kubelah menjadi dua.

Ada banyak hal yang ingin kulakukan. Aku akan melakukan apa yang sudah kutuliskan. Entahlah aku egois atau bagaimana tapi aku ingin terbang setinggi mungkin melewati batas cakrawala. Kau tidak mengekangku, tak pernah. Hanya saja aku tak mau membuatmu semakin susah. Sudah cukup kau mengalah untuk semua, merelakan pertemuan kita dengan kekonyolanku yang memilih menghadiri perhelatan lain, menunda membalas pesanmu dengan alasan klasik, “Maaf lagi banyak kerjaan”.

Ketika kepergian menjadi jalan yang kupilih, lupakanlah kejadian tempo lalu. Aku jatuh, aku sakit, aku merasakannya. Tapi aku sudah terbiasa untuk berdiri sendiri, tegak tanpa uluran tangan. Bukannya egois namun getirnya romansa sudah kutelan jauh hari sebelum pertemuan kita.  Maka ketika kau kembali dengan beribu maaf, yang kau jumpai tetap aku yang sama dengan simpul senyum di bibir yang lugu.

Ketika aku memilih untuk mundur, ingatlah satu hal bahwa kau bukan perusak mimpi-mimpiku. Sebab sebagian ambisiku berasal darimu, dukunganmu adalah semangat terhebat ketika penat mengusikku. Waktu yang kau luangkan untuk mendengarkan ceritaku lebih dari cukup untuk mengobarkan api dalam diriku.

Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa tentang kita di esok hari dan kau tak perlu repot-repot menyusunnya sebab tiada guna jikalau salah satu dari kita ada yang mengingkari. Tidak ada yang bisa meramal kita tapi aku percaya kalau merpati tak pernah ingkar janji dan jalan Tuhan adalah harapan terbaikku. Kau masih bisa menyapaku seperti saat itu, yang berbeda hanyalah kita berubah menjadi aku dan kamu.

Maaf, tapi aku memilih untuk mengharuskan diriku pergi.


25 Mei 2017
11:53

- indikann -

No comments:

Post a Comment