Sunday, November 16, 2014

Baru



Aku tak menyangka bisa berada di sini. Sebab sejak awal aku tak pernah menuliskannya dalam kotak impianku, kecuali saat masa kanak-kanak aku pernah berjanji pada seorang kawanku untuk menimba ilmu di sekolah yang sama; tempatku saat ini. Aku tak menyesali pilihanku, Tuhan memberi  yang terbaik untukku. Kalau bukan di sini, mungkin tak akan siswa siswi berdiri mendengar lagu Indonesia Raya setelah tadarus pagi.


16 Juli 2012

Dalam balutan putih merah kulangkahkan kaki menapaki tingkatan baru. Senyum malu-malu terlukis pada rupaku. Dengan semangat bercampur bayangan kekhawatiran sebagai seorang junior yang berada di tingkatan paling bawah, aku berusaha menyingkirkan perasaan takut atas makian kakak kelas yang katanya tak kenal ampun. Seperti yang ada pada sinema elektronik. Nyatanya itu semua hanya mitos. Kelembutan dan kesabarannya meladeni pertanyaan anak ingusan sepertiku membuatku mengerti bagaimana cara menghormati.

Banyak kawan lama yang kutemi di tempat baru yang nantinya akan kutempati selama tiga tahun. Semacam reuni begitu. Keceriaan akan lembaran baru turut serta mengukir imajinasi kecil bersama dua ratus lima sifat berbeda yang akan berjuang bebarengan mempersembahkan kebanggaan pada almamater tercinta.

Wajah-wajah familiar mengelilingi seorang bocah berumur sebelas yang ingin menyapa tapi tak tahu siapa namanya. Keinginan untuk berkenalan mendorongku untuk bertanya.
“Hai, nama kamu siapa?” tanyaku sambil menyodorkan tangan pada seorang perempuan yang kebetulan duduk di sebelahku di bangku paling depan pada ruangan sebelah kelas musik.
 
Saat pertama kali mengenakan seragam putih biru.

Berbagai kegiatan wajib peserta didik baru kulakoni dengan penuh kegembiraan.  Santai tapi serius, begitu yang selalu dibilang oleh kakak pendamping kelas. Atmosfer kedamaian berkecamuk minta dihirup tanpa menyisakan sisa.


 ***

Mari, kukembalikan kalian pada hari itu. Kuberikan imajinasi agar kauberfantasi soal masa lalu yang musti digali lagi.

Masihkah kalian ingat saat debaran jantung berdetak lebih cepat ketika Guru membacakan kelas kalian?

Masihkah kalian ingat kawan pertama yang kauajak berkenalan?

Masihkah kauingat perkara hati yang barangkali membuatmu merasakan letupan pada perjumpaan pertama?

Masihkah kalian ingat saat lonceng dibunyikan, kita berlari-lari menuju Mushalla untuk menunaikan shalat ashar?

Masihkakh kalian ingat saat menyebrangi sungai dengan hanya berbekal seuntai tali?

Masihkah kalian ingat saat berjalan di atas aspal dengan pakaian basah kuyup?

Masihkah kalian ingat saat mencoret-coret dinding depan sekolah dengan kreatifitas seni di bawah teriknya sinar matahari?

Masihkah kalian mengingatnya?





12:25
16 November 2014
 

No comments:

Post a Comment