Secangkir kopi pertama malam ini
Ku seduh dengan kegundahan hati
Menggerogoti setiap inci labirin suci
Membangkitkan yang telah mati
sebab tanganku sendiri
Tak peduli seberapa perihnya menimangku
Kau tetap mengasihiku sedalam kalbu
Tak peduli birunya lebam di bahumu
Kau tetap bertahan menyajikan kebahagiaan
Aku tahu, dalam diammu tersimpan isakan tangis
Membuat setiap hati teriris
Meninggalkan cerita manis
Menyisakan luka sadis
Miris
Bu,
Maaf untuk segala pilu sebab diriku
Tentang aku yang semauku,
anakmu
Saat pelajaran Bahasa Indonesia, 17 Januari 2014 11:04
No comments:
Post a Comment