Sunday, January 19, 2014

Terluka


Secangkir kopi pertama malam ini
Ku seduh dengan kegundahan hati
Menggerogoti setiap inci labirin suci
Membangkitkan yang telah mati
sebab tanganku sendiri

Tak peduli seberapa perihnya menimangku
Kau tetap mengasihiku sedalam kalbu
Tak peduli birunya lebam di bahumu
Kau tetap bertahan menyajikan kebahagiaan

Aku tahu, dalam diammu tersimpan isakan tangis
Membuat setiap hati teriris
Meninggalkan cerita manis
Menyisakan luka sadis
Miris

Bu,
Maaf untuk segala pilu sebab diriku
Tentang aku yang semauku,
anakmu


Saat pelajaran Bahasa Indonesia, 17 Januari 2014 11:04

No comments:

Post a Comment